Tentang Hati Yang Tak Berniat Pergi

Jatuh cinta adalah persiapan menuju gerbang patah hati.

Selamat sore menuju malam hari. Ada cerita tentang hati yang tak berniat pergi, walau sesekali patah hati datang dengan arogansi; tanpa permisi. Membawa kesedihan selepas kesenangan, mengendap-ngendap di balik hati yang tetap setia menanti meski berkali-kali diserang oleh egoisme dia yang tak tau diri.

Pernah di suatu waktu dibuat kecewa dengan sikap dia yang terlalu berlebih, namun hatiku tetap tak mau untuk beralih. Rasa marah yang tidak bisa diberikan kepadanya, membuat dia bersikap tak semestinya. Walau pada akhirnya aku tetap menilai bahwa dia bersikap sewajarnya.

Dikecewakan berkali-kali tak lantas membuat hati begitu saja pergi. Karena bagiku untuk menyembuhkan patah hati tidak selalu harus berpindah pada hati yang lainnya lagi.

Lalu dimanakah salah satu tempat penyebab patah hati itu datang ?

Sosial media. Ya, sosial media merupakan gerbang dimana patah hati itu datang. Tempat seluruh lara berkeliaran; tempat pembuat duka yang begitu garang. Ketika kau ketik yang tak wajar di kolom komentar seseorang, kau harus tau hati seakan tak tenang. Ketika kau mengomentari postingan seseorang yang tak wajar semisal "kontrol hidung pliss" lalu dijawab oleh si pe-mosting "siap" selepasnya kau jawab lagi "hidungnya nantangin" percayalah, itu semua membuat setengah kepercayaanku seakan hilang. Jempolmu yang mengetik, hatiku yang berdarah.

Derai tangis begitu meringis di suatu malam yang ditemani gerimis. Menandakan bahwa hati tengah patah, menguras pikiran yang sudah tak tau arah; membuat bibir pun tak mampu menggambarkan senyum yang merekah.

Hati sakit seakan ditusuk duri, lara kesedihan terus menyelimuti hingga malam hari. Rasa kantuk-lah yang membuat segala duka sedikit mereda. Tidur, hal paling menenangkan untuk menghilangkan luka hingga pagi buta.

Pagi hari tatkala berdikari, patah hati bermetamorfosa menjadi hal yang tak menakutkan lagi.

Pada akhirnya karena sudah biasa tersakiti; hati memutuskan untuk tak pernah berniat pergi, meski patah hati menghunus berkali-kali.

**

Penulis adalah seorang yang beranggapan bahwa move-on adalah hanya untuk orang yang lemah, bagi orang yang kuat move-on adalah hal yang bertentangan dengan kata "lumrah". Bisa dijumpai di akun instagram @imamrhmndn dan twitter dengan nama yang sama.

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Tentang Hati Yang Tak Berniat Pergi"

  1. Mantap Brad semangat terus bikin bloggernya jgn dengarkan komenan yang negatif untuk ditanggapi, tp tanggapilah komentar yang bisa membuatmu menjadi semangat dalam membuat konten yang bermanfaat.

    BalasHapus

Postingan Populer