Pertemuan Sederhana

Pertemuan sederhana membawa kita pada kisah cinta.

     Sekuat apapun kita menghadang, yang datang akan tetap datang. Sekuat apapun kita menghalangi yang pergi akan tetap pergi. Pertemuan tak bisa dihindarkan ketika kehendak Tuhan sudah benar benar datang. Dua orang yang dipertemukan tidak bisa menolak akan itu. Yang sudah ditakdirkan tidak bisa ditukar dengan kemauan. Aku dan kau adalah dua orang yang ditakdirkan untuk bertemu. Siap menjalani hari demi hari. Siap menyatukan perbedaan. Semesta pun mendukung kebahagiaan kita jika kita serius dalam menjalaninya.

     Aku berjalan menapaki jalan kota itu tatkala semua orang pun sama. Memakai baju olahraga biru putih, melaksanakan gerak jalan bersama-sama. Melihat dari kejauhan seperti langit cakrawala. Beriringan melewati tempat demi tempat. Menembus jagat raya, melalui jalan setapak yang dihiasi pohon-pohon di pinggirnya. Kendaraan sesekali melintas mengeluarkan asap tipisnya, tumbuhan hijau menyerapnya secara perlahan.

     Alunan langkah seketika terhenti disaat semua orang masih terus berjalan. Rasa dahaga mulai menyerang, tenggorokan kering jika tidak segera diberi air. Tempat tujuan masih jauh membuat perjalanan terus dilanjutkan.

     Aku tak pernah mengira bahwa akan bertemu dengan kau. Sesuatu yang akan datang memang tak bisa dihadang. Sesuatu yang ditakdirkan untuk kita tak akan pernah bisa direbut oleh orang lain. Kau adalah orang pertama yang menginjakkan kaki di relung hati. Tatapanmu seperti menyusup ke urat nadi.  Perasaan seperti menghunus dalam dalam. Kau menyuruh temanmu memanggilku kan, membuatku menoleh ke belakang, melihat wajah manis nan rupawan. Kenapa kau harus menyuruh temanmu? Kenapa kau tidak langsung saja memanggilku?.

     Lebih jauh lagi setelah menyelesaikan acara, tepat kau melewat ke depanku. Aku menyapamu dalam dalam, kau membalasnya dengan senyuman. Tak apa jika kau hanya membalas dengan senyuman, asal jangan melemparku jauh-jauh lalu terseyum.

     Setelah pertemuan sederhana, hampir tidak ada lagi pertemuan-pertemuan berikutnya. Ada, tapi hanya sekedar bertegur sapa. Kita seperti aktif di dunia maya, tapi pasif di dunia nyata. Tak apa, syukuri saja.

Pada akhirnya, kita hanya perlu menunggu untuk bertemu dengan seseorang yang tepat, meski tidak cepat. Percayalah, penantian akan dibalas kebahagiaan. ~

Imam Rahmandani adalah penulis yang sempat patah hati, bisa ditemui di akun Instagram dan Twitter @imamrhmndn

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pertemuan Sederhana"

Posting Komentar

Postingan Populer